Parung, 10 November 2025 — Dalam rangka mempererat silaturahmi, merefresh pikiran, dan menanamkan nilai ukhuwah dan kepedulian terhadap lingkungan, Sekolah Sahabat Alam Parung menyelenggarakan tamasya rutin tahunan bagi seluruh guru dan staf pada Sabtu–Minggu, 8–9 November 2025. Kegiatan yang bertajuk “Mentadaburi Ciptaan Allah, Memperkuat UKhuwah” ini mengajak peserta untuk menjelajahi keindahan alam Kepulauan Seribu, khususnya Pulau Harapan, sebuah permata laut yang masih mempertahankan keaslian ekosistemnya.
Pada dini hari Sabtu, 8 November 2025, sekitar pukul 04.00, peserta berkumpul di pelataran Masjid At-Taqwa, kompek VGR, dengan semangat penuh ukhuwah islamiyah. Setelah melaksanakan shalat Subuh berjamaah dan pengambilan konsumsi oleh PIC Pak Muhidin, pukul 05.00 rombongan selanjutnya berangkat menuju Pelabuhan Kali Adem. Di tengah perjalanan, para guru dan staf tidak hanya menikmati pemandangan alam, tetapi juga memperdalam ketaqwaan melalui bacaan do’a bepergian, doa naik kendaraan dan pembacaan Al-Matsurat bersama, dipimpin oleh Kak Difi.
Setelah tiba di dermaga pukul 07.30, rombongan naik kapal menuju Pulau Harapan. Selama perjalanan laut selama 3,5 jam, meskipun kondisi cuaca sedang mendung dan hujan rintik-rintik tapi suasana peserta penuh dengan kegembiraan dan tawa terdengar dari geladak kapal. Banyak yang memanfaatkan waktu untuk berfoto, berbagi cerita, dan merenungkan betapa indahnya ciptaan Allah SWT di lautan luas.
Tiba di Pulau Harapan pukul 11.12, para peserta langsung disambut dengan udara segar, pasir putih, dan laut jernih yang memanjakan mata. Setelah check-in homestay dan istirahat sejenak, acara dilanjutkan dengan makan siang dan shalat Dzuhur berjamaah. Pukul 13.00, petualangan sejati dimulai: eksplorasi laut melalui snorkeling dan island hopping.
Dengan bimbingan guide lokal, para guru dan staf berenang di antara terumbu karang yang masih sehat, berbagai jenis ikan warna-warni, dan bahkan beberapa ekor penyu yang dengan tenang berenang di sekitar mereka. “Ini bukan hanya liburan, tapi pelajaran hidup,” ujar Ibu Rina. “Kita mengajarkan anak-anak tentang kelestarian lingkungan, tapi hari ini kita sendiri yang belajar darinya.”
Setelah snorkeling, rombongan kemudian menuju Pulau Dolphin untuk beristirahat dan bermain pasir, menikmati sunset memukau dari atas kapal pukul 17.00. Langit berwarna jingga keemasan seolah menyambut kebersamaan yang hangat. Kembali ke homestay, malam diisi dengan makan malam bersama, diskusi ringan bersama perwakilan Yayasan Sahabat Alam, dan akhirnya, kehangatan api unggun dengan bakar-bakar ikan segar dan obrolan santai hingga larut malam.
Pagi hari Minggu, 9 November 2025, dimulai dengan shalat Tahajud berjamaah pukul 03.30, diikuti dengan shalat Subuh dan kultum inspiratif oleh Pak Lukman yang mengingatkan pentingnya menjadikan alam sebagai guru hidup.
Pukul 05.00, seluruh peserta berkumpul di pantai untuk menyaksikan sunrise di Pulau Harapan — momen yang begitu sakral. Banyak yang terdiam, memegang kamera, atau hanya menatap langit dengan penuh syukur. Foto bersama di bawah cahaya matahari pagi menjadi kenangan abadi.
Setelah sarapan dan eksplorasi bebas untuk hunting foto di sepanjang pantai, pukul 10.00, semua mempersiapkan diri untuk check out. Kegiatan packing dilakukan dengan penuh tanggung jawab — tidak ada sampah yang ditinggalkan, sesuai prinsip “leave no trace” yang selalu ditanamkan oleh sekolah.
Perjalanan pulang dimulai pukul 12.00, dan tiba kembali di Parung sekitar pukul 17.00. Meski lelah, wajah-wajah para peserta tampak lebih cerah, lebih tenang, dan lebih erat ikatannya.
Ketua Yayasan Sahabat Alam Parung, Bapak Zaenudin menyampaikan harapannya:
“Tamasya ini bukan sekadar liburan. Ini adalah investasi dalam kesehatan mental, kekompakan tim, dan pemahaman mendalam tentang lingkungan. Guru-guru yang bahagia dan sehat akan menjadi pendidik yang lebih sabar, kreatif, dan penuh cinta. Dan ketika mereka menyaksikan keindahan alam secara langsung, mereka akan lebih bersemangat mengajarkan nilai-nilai kelestarian kepada siswa-siswa kita.”
Acara ini juga menjadi bentuk apresiasi terhadap dedikasi para guru dan staf yang telah bekerja keras sepanjang tahun, terutama dalam mewujudkan visi sekolah sebagai “Sekolah Sahabat Alam” — tempat pendidikan tidak hanya berlangsung di ruang kelas, tetapi juga di alam bebas, di laut, di udara, dan di hati.
Tamasya ke Pulau Harapan bukan hanya tentang tempat, tapi tentang perjalanan batin. Di tengah hiruk-pikuk tugas dan rutinitas, para guru dan staf Sekolah Sahabat Alam Parung menemukan kembali makna ukhuwah dan kebersamaan, ketenangan, dan mentadaburi alam ciptaan Sang Maha Khaliq.
Kini, kembali ke kelas, mereka bukan hanya membawa oleh-oleh foto dan cinderamata, tapi juga semangat baru: untuk terus mengajarkan cinta pada alam — bukan hanya sebagai mata pelajaran, tapi sebagai cara hidup.
“Alam mengajar lebih dari buku. Kita hanya perlu mendengarkan.”
— Pesan dari Pulau Harapan, 9 November 2025
Sekolah Sahabat Alam Parung
Tempat Pendidikan yang Menyatu dengan Alam
#SahabatAlamParung #TamasyaKePulauHarapan #PendidikanBerbasisAlam #LeaveNoTrace #GuruPeduliBumi